Desain Website Bukan Sekadar Estetika: Ini 6 Psikologi yang Harus Kamu Tahu

Main Image Blog/Kegiatan
  • Arrozy Adi Falaqi
  • 11 April 2025
  • MST Sharing Knowledge

Desain Website Bukan Sekadar Estetika: Ini 6 Psikologi yang Harus Kamu Tahu

Dalam dunia digital yang penuh persaingan, desain website bukan hanya soal tampilan visual semata. Desain yang efektif harus mampu memengaruhi emosi, perilaku, dan keputusan pengunjung. Di sinilah prinsip-prinsip psikologi berperan besar. Dengan memahami cara kerja otak dan persepsi manusia, bisnis bisa menciptakan pengalaman pengguna (UX) yang lebih kuat, membangun kepercayaan, dan meningkatkan konversi.

Berikut ini adalah 6 prinsip psikologi yang bisa diterapkan dalam web design bisnis, lengkap dengan contoh penggunaannya.


1. Hukum Hick – Sederhanakan Pilihan

Prinsip: Semakin banyak pilihan yang diberikan, semakin lama pengguna mengambil keputusan.

Penerapan:
Desainlah antarmuka yang fokus dan tidak membingungkan. Batasi jumlah menu, call-to-action, atau produk yang ditampilkan sekaligus.

Contoh:
Landing page dengan satu tujuan utama (misalnya: “Daftar Sekarang”) akan lebih efektif daripada menampilkan terlalu banyak tombol atau tautan sekaligus.


2. Teori Warna – Bangun Emosi dan Identitas

Prinsip: Warna memiliki pengaruh besar terhadap emosi dan persepsi pengguna terhadap merek.

Penerapan:
Gunakan palet warna yang sesuai dengan pesan dan tujuan bisnis. Biru untuk kepercayaan, merah untuk urgensi, hijau untuk ketenangan atau keberlanjutan, dan seterusnya.

Contoh:
Website bank atau asuransi sering menggunakan biru untuk menunjukkan keamanan dan profesionalisme.


3. Hukum Fitts – Fokus Pada Area Interaksi

Prinsip: Waktu untuk mencapai suatu target bergantung pada ukuran dan jaraknya. Target yang besar dan dekat lebih mudah dicapai.

Penerapan:
Tombol CTA (call-to-action) harus cukup besar dan ditempatkan di area strategis yang mudah dijangkau.

Contoh:
Tombol “Beli Sekarang” dengan warna kontras dan ukuran besar di bagian tengah halaman produk.


4. Social Proof – Pengaruh Bukti Sosial

Prinsip: Orang cenderung mengikuti keputusan atau tindakan orang lain, terutama dalam situasi tidak pasti.

Penerapan:
Tampilkan testimoni pelanggan, jumlah pengguna, rating produk, atau logo klien ternama untuk membangun kepercayaan.

Contoh:
“Dipercaya oleh 10.000+ pelanggan” atau ulasan pengguna di halaman produk.


5. Visual Hierarchy – Pandu Perhatian Pengguna

Prinsip: Mata manusia mengikuti pola tertentu saat membaca dan memperhatikan elemen visual.

Penerapan:
Gunakan ukuran font, warna, spasi, dan posisi untuk menyoroti elemen penting. Terapkan pola F atau Z dalam tata letak konten.

Contoh:
Judul besar, subjudul yang jelas, diikuti paragraf pendek dan tombol CTA di akhir section.


6. Kekurangan (Scarcity) – Ciptakan Urgensi

Prinsip: Sesuatu yang langka terasa lebih berharga dan memicu rasa takut kehilangan (FOMO).

Penerapan:
Gunakan elemen seperti countdown timer, stok terbatas, atau promo waktu terbatas untuk mendorong keputusan cepat.

Contoh:
“Tersisa 3 unit lagi!” atau “Promo berakhir dalam 1 jam 23 menit.”


Menggabungkan prinsip-prinsip psikologi ke dalam web design bukanlah manipulasi, melainkan pendekatan cerdas untuk menciptakan pengalaman yang lebih manusiawi dan efisien. Website yang dibangun dengan pemahaman psikologi pengguna akan lebih mampu menarik perhatian, menumbuhkan kepercayaan, dan mendorong aksi nyata.

Ingat, desain yang hebat bukan hanya yang terlihat indah, tapi yang bekerja efektif. Jadi, sudahkah website bisnis Anda menerapkan prinsip-prinsip ini?